Hacker Pembobol 100 Lebih Perusahaan Amerika Tertangkap
1337news – “Hacker Bisa Lacak Identitas Lewat Sapuan Jari di Smartphone”.
Tiga anggota kelompok cybercrime internasional yang dikenal sebagai
‘FIN7’ ditangkap otoritas Amerika Serikat. Hacker itu ditangkap karena
meretas sejumlah perusahaan AS, menurut dakwaan yang diajukan di
Pengadilan Distrik AS di Seattle.
Para pria, yang diduga anggota kelompok peretasan tingkat tinggi,
masing-masing dituduh dengan 26 dakwaan. Seperti diantaranya kejahatan
konspirasi, penipuan kawat, peretasan komputer, penipuan perangkat
akses, dan pencurian identitas berat. Menurut tiga dakwaan federal yang
disegel pada 1 Agustus 2018, semua peretas itu adalah warga negara
Ukraina.
Para peretas diidentifikasi sebagai Dmytro Fedorov, 44 tahun, Fedir Hladyr, 33, dan Andrii Kopakov, 30.
Anggota FIN7 terlibat dalam penargetan kampanye malware yang sangat
canggih di lebih dari 100 perusahaan AS. Sebagian besar perusahaan itu
bergerak di industri restoran, perjudian, dan perhotelan, menurut
Departemen Kehakiman AS (DOJ).
Secara total, mereka berhasil mencuri lebih dari 15 juta catatan
kartu pelanggan. Belasan juta data diraup dari 6.500 lebih terminal
titik penjualan individual di lebih dari 3.600 lokasi bisnis yang
terpisah.
Beberapa rantai restoran yang terpengaruh di Amerika Serikat adalah
Chipotle Mexican Grill, Chili’s, Arby’s, Red Robin, dan Jason’s Deli.
Pelanggaran juga terjadi di negara lain termasuk di Inggris, Australia,
dan Prancis.
“Penjahat dunia maya yang percaya bahwa mereka dapat bersembunyi di
negara-negara yang jauh dan beroperasi dari belakang keyboard tanpa
ketahuan hanyalah kesalahan besar,” kata Jaksa AS, Hayes dalam sebuah
pernyataan.
“Anggota grup peretas menargetkan perusahaan dan warga Amerika dengan
mencuri data konsumen yang berharga. Itu termasuk informasi kartu
kredit pribadi, yang kemudian mereka jual di Darknet,” kata Asisten
Jaksa Agung, Benczkowski.
Darknet adalah pasar online bawah tanah yang hanya dapat diakses
melalui perangkat lunak khusus dan digunakan oleh tentara bayaran cyber
untuk menjual data. Pasar berisi data publik, subpasar undangan khusus,
dan layanan peretas untuk disewa, peretas yang siap menerobos jaringan
apa pun di negara mana pun.
Otoritas asing atas permintaan pejabat AS menangkap Fedir Hladyr dan
anggota FIN7 kedua, Dmytro Fedorov, secara terpisah, pada bulan Januari
2018.
Hladyr, yang ditangkap di Dresden, Jerman, saat ini ditahan di
Seattle, untuk menunggu persidangan. Dia diduga adalah administrator
sistem grup yang memelihara server dan saluran komunikasi dan memegang
peran manajerial. Persidangannya dijadwalkan pada 22 Oktober 2018.
Anggota kedua, Fedorov, adalah peretas dan manajer tingkat tinggi
yang diduga mengawasi peretas lain yang ditugasi melanggar sistem
komputer. Dia ditangkap di Bielsko-Biala, Polandia. Kini dia masih tetap
ditahan di sana, sambil menunggu ekstradisi ke Amerika Serikat.
Anggota FIN7 ketiga, Andrii Kolpakov, ditangkap pada bulan Juni oleh
otoritas asing di Lepe, Spanyol. Dia juga diduga mengawasi sekelompok
peretas. Saat ini, dia masih berada dalam tahanan di Spanyol, menunggu
ekstradisi ke Amerika Serikat.
Agen khusus yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut, Jay S. Tabb
Jr. mengatakan pengungkapan para pemimpin FIN7 menandakan langkah besar
menuju pembongkaran perusahaan kriminal canggih ini.
FIN7, sebuah kelompok dengan puluhan anggota, biasanya akan melakukan
serangan cyber dengan email ‘phishing’ kepada karyawan perusahaan. Di
dalamnya akan berupa file terlampir, seringkali dokumen Microsoft Word
yang berisi malware yang disematkan, menurut lembar fakta yang dibuat
oleh DOJ. Teks email disamarkan sebagai pesan bisnis yang sah untuk
mengarahkan penerima untuk membuka lampiran, sehingga mengaktifkan
malware.
“Dalam banyak kasus, FIN7 akan menyertai email phising dengan
panggilan telepon kepada karyawan perusahaan korban tentang topik yang
sama, yang dimaksudkan untuk melegitimasi email phishing,” kata lembar
fakta.
Segera setelah komputer korban dilanggar, komputer itu akan terhubung
ke salah satu server perintah dan kontrol FIN7 yang terletak di seluruh
dunia. FIN7 kemudian dapat mengunduh lebih banyak malware ke komputer
dan secara remote mengirim perintah untuk menerima data.
Kelompok ini menggunakan ‘malware’ perbankan ‘Carbanak’. Malware yang
terkenal banyak digunakan oleh penjahat dunia maya lainnya dalam
serangan luas terhadap industri perbankan.
Dalam rangka membangun legitimasi organisasi, FIN7 menciptakan
perusahaan palsu yang dijuluki Combi Security. Mereka kemudian lebih
mudah merekrut lebih banyak peretas. (Bowen Xiao/The Epoch Times/waa)
apa bener gan yang bisa hacked bai itu disebut <a href="www.tekloggers.com>hacker</a>