Bitcoin! Investasi atau Spekulasi?

0
Bitcoin! Investasi atau Spekulasi?

1337newsBitcoin! Investasi atau Spekulasi?
Banyak dari kita yang masih awam dengan istilah Bitcoin, termasuk
penulis sendiri. Bahkan, artikel ini, penulis buat karena adanya
pertanyaan dari seorang kerabat mengenai Bitcoin.

Setelah searching ke beberapa situs, penulis mendapatkan sedikit info,
sebagai gambaran awal mengenai Bitcoin. Beberapa waktu lalu dunia
komputer dihebohkan dengan menjangkitnya virus WannaCry. Modus
penyerangan virus ini dilakukan sedemikian rupa, sehingga pemilik virus
dapat membajak komputer pihak lain. Lalu jika pemilik komputer ingin
akses atau data mereka dikembalikan, biasanya pembajak akan meminta
tebusan, ditransfer melalui virtual account yang tidak bisa dilacak,
menggunakan mata uang digital. Salah satu contoh mata uang digital ini
adalah Bitcoin.

Jadi, Bitcoin adalah salah satu dari banyak jenis  mata uang digital.
Selain Bitcoin, ada juga yang sering disebut seperti: Litecoin, Ripple,
Dogecoin, Darkcoin, Stellar, MaidSafeCoin, NXT, BitShares, BanxShares,
Coinye West dan lain sebagainya.

Lalu kenapa yang dibahas adalah Bitcoin? Ya, itu tadi, karena seorang
kerabat menanyakan hal tersebut. Hehehe. Atau, kenapa kerabat menanyakan
Bitcoin? Mungkin karena nama ini yang paling sering terdengar dewasa
ini.

Sejarah Bitcoin

Bitcoin diketahui muncul pertama kami di tahun 2009 – 2011, namun mulai
dikenal di masyarakat digital pada pertengahan tahun 2013. Sejalan
dengan keberadaan transaksinya yang (hampir) tak bisa dilacak,
pengembang dari teknologi mata uang Bitcoin ini juga tidak bisa dilacak.
Pengembangnya muncul dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Sampai
sekarang tidak ada yang dapat menjelaskan dengan pasti siapa dia dan
dimana tinggalnya, namun banyak pelaku dunia digital yang percaya bahwa
Nakamoto adalah pendiri dan pengembang Bitcoin.

Cara Bertransaksi Mata Uang Digital
Bitcoin sebagai mata uang digital ini sering disebut dengan
Cryptocurrency, yaitu mata uang yang menggunakan enkripsi dalam
bertransaksinya. Bitcoin berbeda dengan mata uang Rupiah yang dicetak
oleh Bank Indonesia. Juga Berbeda dengan mata uang negara manapun yang
dicetak oleh lembaga resmi dalam negara itu, sehingga dalam hal ini,
peredarannya sama sekali tidak dijamin dan tidak diatur oleh bank
central atau pemerintah. Dari pada itu pula, setiap orang dapat membuat
Bitcoin sendiri (Bitcoin mining), tentu dengan cara yang mungkin tidak
semua orang bersabar atau mampu untuk melakukan prosesnya. Menurut
cerita yang beredar, Nakamoto membuat Bitcoin pertamanya pada saat
pengembangan awal, dengan menggunakan suatu software untuk menebak
password-password tertentu, dimana dari hasil tebakan password yang
tepat maka akan menghasilkan Bitcoin-bitcoin. Dan sekarang dia sudah
memiliki lebih dari 1 juta Bitcoin. Jika membuka dari salah satu website
di Indonesia yang menyediakan tempat transaksi Bitcoin ini, 1 BTC
dihargai dengan Rp. 54.179.100. Dari hitungan diatas, maka 1 juta
Bitcoin lebih kurang setara dengan 54 triliun rupiah. Wow! Ini namanya
membuat mata uang sendiri dan menghasilkan kekayaan sendiri. Apakah kita
juga bisa seperti itu?

Bagi orang yang tidak ingin bersusah-susah membuat Bitcoin sendiri,
namun tetap ingin memiliki Bitcoin dan ingin bertransaksi dengan
Bitcoin, di internet banyak bermunculan situs-situs yang menyediakan
tempat untuk bertransaksi Bitcoin. Seseorang dapat melakukan transaksi
pembelian Bitcoin. Pembelian Bitcoin ini dilakukan dengan menggunakan
mata uang resmi, dengan ditransfer dari akun rekening di bank nasional.
Lalu, melalui pertimbangan pribadi, Bitcoin tersebut dapat dijual
kembali pada saat harga sudah meningkat. Selisih harga merupakan
keuntungan. Keuntungan dan modal dapat kembali dicairkan ke dalam mata
uang resmi, seperti Rupiah, Dollar dan sebagainya, ke rekening bank-bank
nasional yang ada, dalam hal ini biasanya menggunakan jasa pertukaran
mata uang secara online.

Dilihat dari cara bertransaksinya, mungkin bisa dikatakan mirip-mirip
dengan eGold, Forex Trading, atau konsep investasi lainnya yang sejenis.

Investasi atau Spekulasi?

Karena disebut-sebut sebagai mata uang digital, dapat membuat kita
menjadi rancu dalam memahami apakah ini merupakan investasi atau hanya
spekulasi?

Yang harus menjadi perhatian kita adalah, bahwa tujuan utama orang dalam
membeli Bitcoin adalah mendapatkan untung dari selisih harga jual
dengan selisih harga beli.

Mengapa kita fokus ke tujuan membeli? Karena kalau ditilik lebih dalam,
untuk menciptakan Bitcoin kita sendiri, merupakan hal yang cukup sulit.
Selain membutuhkan perangkat komputer yang super dan mahal, hardware dan
software yang cukup mahal, juga waktu yang cukup lama, karena
password-password yang akan ditebak semakin sulit dan panjang,
dikarenakan efek dari semakin banyaknya Bitcoin yang beredar. Dewasa
ini, untuk menciptakan 1 Bitcoin, melalui semua rangkaian prosesnya,
dapat mencapai waktu 3-4 tahun. Itu pun tergantung peruntungan. Sehingga
dalam hal ini, orang-orang yang baru terjun kedalam sistem ini, hampir
semua melakukan pembelian untuk mendapatkan Bitcoin, bukan penciptaan.
Sedangkan orang-orang yang sempat menciptakan Bitcoinnya sendiri,
hanyalah orang-orang yang awal bergabung dalam transaksi Bitcoin ini.
Siapa dia? Tentu seperti sejarah Bitcoin tadi, tidak ada yang tahu.

Untuk pertimbangan selanjutnya, sistem Bitcoin ini memperlihatkan
fluktuasi harga yang sangat ekstrim. Sebagai contoh, pada awal Januari
2013, 1 BTC dihargai Rp. 169.000,-, pada Desember 2013, harga melejit
menjadi Rp. 14.300.000,-, namun beberapa jam sebelum akhir tahun, harga
turun menjadi 6.500.000,-.

Sehingga, untuk menyimpulkan apakah ini merupakan investasi atau
spekulasi, silahkan masing-masing pembaca memilih sendiri. Karena
sesungguhnya masing-masing pribadi memiliki rasa investasi yang
berbeda-beda. Ada yang menyimpulkan bahwa investasi adalah yang murni
investasi dengan fluktuasi yang terukur, namun ada pula yang
mendefinisikan bahwa investasi adalah semua hal yang memiliki peluang
mendapatkan keuntungan, bahkan jika fluktuasinya sangat tidak terukur.

Perlu menjadi catatan, supplai Bitcoin sangat tergantung pada beberapa
pihak pendiri Bitcoin, yang sampai saat ini tidak dapat diketahui
indentitas dan keberadaannya.

Akhir kata, penulis menyarankan, kalaupun ada yang ingin tetap
ber’investasi’ di Bitcoin ini, sebaiknya menggunakan dana yang “bebas
merdeka”, dana yang memang benar-benar berlebih dari anggaran wajib.
Dana yang tidak ada dampak signifikan seandainya benar-benar hilang.
Artinya, jangan sekali-sekali menggunakan dana yang sudah dianggarkan di
dalam belanja dan rutinitas usaha, karena sekali harga turun drastis,
jangankan keuntungan, modalpun bisa jadi tidak dapat dikembalikan.

Referensi : http://beritaduniajitu.blogspot.co.id/2017/08/bitcoin-investasi-atau-spekulasi.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *