Kaspersky Di Manfaatkan Hacker Rusia Curi Data
1337news
– Kaspersky Di Manfaatkan Hacker Rusia Curi Data – Hacker asal Rusia mencuri data rahasia National Security Agent (NSA)
melalui salah satu agen kontraktornya. Kejadian yang diketahui
berlangsung pada 2015 ini merupakan pembobolan besar di internal NSA.
Dikutip dari Wall Street Journal, Minggu (8/10/2017), pencurian data ini
diduga terjadi setelah si agen NSA mentransfer data-data tersebut ke
komputer miliknya.
Agen tersebut menggunakan software antivirus buatan Kaspersky, yang
memungkinkan para peretas mengidentifikasi dan menargetkan data milik
agen tersebut.
Tidak jelas apakah peretasan yang baru diketahui ini masih terkait
Shadow Brokers atau bukan. Shadow Brokers adalah sebutan untuk rentetan
kebocoran data NSA yang banyak terkait dengan pemerintahan Rusia.
Sementara itu, terkait software Kaspersky yang dicurigai sebagai ‘tokoh
utama’ dalam pencurian data ini, tidak diketahui apakah Kaspersky
sendiri menyadari adanya serangan ini.
Yang jelas, program antivirus ini secara rutin mengirim data telematika
ke server pusatnya. Dalam kasus Kaspersky, server pusatnya berlokasi di
Rusia
Transmisi data ini dienkripsi menggunakan SSL. Namun jika pihak Rusia
bisa membuka enkripsi tersebut, mereka bisa mendeteksinya tanpa
diketahui Kaspersky maupun agen NSA.
Bagi Kaspersky, laporan ini membuat perusahaannya semakin dicurigai, di
tengah memburuknya hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang
berdampak semakin luas.
Seperti diketahui, antivirus Kaspersky dilarang penggunaannya di Negeri
Paman Sam. Pemerintahan Donald Trump telah menghapus nama Kaspersky Lab
dari daftar vendor untuk pembelian perangkat teknologi yang akan
digunakan oleh instansi pemerintahan.
Alasannya, dikhawatirkan produk keamanan Kapersky menjadi jalur yang digunakan Kremlin untuk masuk ke jaringan di AS.
Hal tersebut menjadi tindakan konkrit dari kecurigaan badan intelijen dan parlemen AS yang muncul sejak beberapa bulan lalu.
Mereka meyakini perusahaan antivirus yang bermarkas di Moskow itu punya
hubungan erat dengan badan intelijen Rusia yang berada di balik serangan